NIRA pohon aren (Arenga pinnata) yang selama ini hanya dikenal untuk bahan baku gula, atau hanya buahnya (kolang kaling) untuk bahan campuran es buah maupun makanan ringan lainnya, ternyata mengandung etanol yang cukup tinggi. Bahkan nira pohon aren ini dapat menghasilkan 1,2 liter etanol per pohon per hari. Kandungan etanol ini jauh lebih tinggi jika dibanding jenis tanaman lainnya.
Sebagai pengganti bahan bakar minyak (BBM), etanol dari nira pohon aren ini dinilai sangat menguntungkan karena dapat tumbuh subur dengan kondisi cuaca di Indonesia. Pohon aren dapat disadap niranya pada tanaman usia satu tahun. Jika ini dikembangkan secara besar-besaran, soal BBM Indonesia bisa seperti Timur Tengah.
Melihat potensi pohon aren yang begitu tinggi, jika satu batang pohon aren mampu menghasilkan 1,2 liter etanol per hari, maka untuk satu hektar lahan dengan jumlah tanaman 200 batang (dibuat minimal) paling tidak mampu menghasilkan sekitar 200 liter per hari. Dengan perhitungan ini maka setiap tahunnya diperkirakan dapat menghasilkan sekitar Rp 480 juta. Namun demikian dari perhitungan secara umum produktivitas etanol dari pohon aren ini mencapai 40.000 liter per hektar per tahun. Namun produksi ini jauh lebih tinggi jika dibanding tanaman lainnya seperti ubi kayu yang hanya mampu menghasilkan sekitar 2.000 hingga 7.000 liter per hektar per tahun, jagung 400 - 2.500 liter per hektar per tahun, tebu 3.000 - 8.500 per hektar per tahun, sorgum 1.500 - 5.000 per hektar per tahun dan lainnya.
Melihat produktivitas etanol yang lebih tinggi dengan harga yang terus melambung, Perhutani bisa beralih ke sana jika dibandingkan pohon pinus, pohon aren lebih menguntungkan, sebab untuk pinus dalam satu tahun per hektarnya hanya mampu menghasilkan kurang dari Rp 10 juta.
Melihat potensi pohon aren yang begitu tinggi, jika satu batang pohon aren mampu menghasilkan 1,2 liter etanol per hari, maka untuk satu hektar lahan dengan jumlah tanaman 200 batang (dibuat minimal) paling tidak mampu menghasilkan sekitar 200 liter per hari. Dengan perhitungan ini maka setiap tahunnya diperkirakan dapat menghasilkan sekitar Rp 480 juta. Namun demikian dari perhitungan secara umum produktivitas etanol dari pohon aren ini mencapai 40.000 liter per hektar per tahun. Namun produksi ini jauh lebih tinggi jika dibanding tanaman lainnya seperti ubi kayu yang hanya mampu menghasilkan sekitar 2.000 hingga 7.000 liter per hektar per tahun, jagung 400 - 2.500 liter per hektar per tahun, tebu 3.000 - 8.500 per hektar per tahun, sorgum 1.500 - 5.000 per hektar per tahun dan lainnya.
Melihat produktivitas etanol yang lebih tinggi dengan harga yang terus melambung, Perhutani bisa beralih ke sana jika dibandingkan pohon pinus, pohon aren lebih menguntungkan, sebab untuk pinus dalam satu tahun per hektarnya hanya mampu menghasilkan kurang dari Rp 10 juta.