Rabu, 31 Desember 2008

BATERAI SINGKONG

Seorang anak bernama Innocencio Kresna Pratama (dipanggil Inno) mengantarkan kota Bandar Lampung menjadi yang terbaik di ajang "Kompetensi dan Kreativitas Siswa SD Dan Madrasah Ibtidaiah (MI) se provinsi Lampung" tanggal 6-7 November kemarin. Apa yang dibuat Inno? Bocah kelas 6 SD TUnas Mekar Indonesia ini berhasil membuat para juri terpana dengan karyanya yang bertajuk "Baterai Singkong, Upaya menemukan Energi Alternatif" serta mengantarkannya mewakili provinsi Bandar Lampung pada event yang sama tingkat nasional (27 November mendatang).

 

Modalnya, menurut Inno, sangat mudah didapat dan murah pula; satu batang singkong kecil yang dipotong menjadi empat bagian.  Inno menancapkan pelat dan tembaga seng yang kemudian disambung dengan kabel kecil ke kalkulator dan jam digital. Hasilnya? Kedua benda itu menyala dan tetap akurat!

 

Menurut Inno, singkong dapat menghasilkan listrik karena mengandung cairan elektrolit untuk menghasilkan listrik."Untuk itu teknologi sederhana ini saya namakan Baterai Singkong", ujar anak dari pasangandrg. Edy Suwanto dan drg. Lucia Dwi Handayani.

 

Apa yang mendorong calon ilmuwan cilik kelahiran 8 Maret 1996 ini? Dia mengaku terinsipirasi karena rajin membaca, ditambah lagi sudah memulai penelitian kecil di sekolah seperti mulai cara menanam, mengamati pertumbuhan tanaman, dan lain-lain.

 

Ketertarikannya menjadi semakin menjadi-jadi setelah membaca di internet dan berbagai macam buku kalau apel dan jeruk dapat pula menghasilkan listrik. "Mulai dari situlah aku tertarik melanjutkan penemuan ini. Aku menduga buah lain, bahkan umbi2an juga dapat menghasilkan listrik" kata dia.

 

Di sekolah Inno mengadakan percobaan di sekolah seperti menguji buah mangga yang didapati juga menghasilkan listrik. Ia beralih ke umbi2an; singkong,ubi,dan kentang tak luput untuk dijadikan obyek pengujian.Inno mengklaim baterai singkong dapat bertahan berhari-hari tanpa henti seperti baterai konvensional, malahan dapat dipakai berkali-kali dengan menancapkan pelat tembaga di bagian sisi yang belum digunakan.

Otaknya yang kreatif terus seakan tak pernah berhenti yang terbukti dari pengakuannya untuk melanjutkan penelitian menjadikan singkong batu baterai kering.

 

Meskipun begitu, anak ini tetap rendah hati dan mengharapkan doa dari orang-orang terdekatnya berharap untuk kembali menjadi yang terbaik di ajang nasional kelak.

Sambil meneguk air putihnya, Linuz menguap dan bergumam asal,"Huahh harus cepet dipatenin nih singkong ajaib"

 

Sumber: http://www.lampungpost.com/cetak/berita.php?id=2007111001191658

 

Jumat, 01 Agustus 2008

NIRA POHON AREN PENGHASIL ETANOL

NIRA pohon aren (Arenga pinnata) yang selama ­ini hanya dikenal untuk bahan baku gula, atau hanya buahnya (kolang kaling) untuk bahan cam­puran es buah maupun ma­kanan ringan lainnya, ter­nyata mengandung etanol yang cukup tinggi. Bahkan nira pohon aren ini dapat menghasilkan 1,2 liter eta­nol per pohon per hari. Kandungan etanol ini jauh lebih tinggi jika dibanding jenis tanaman lainnya.
Sebagai pengganti bahan bakar minyak (BBM), eta­nol dari nira pohon aren ini dinilai sangat menguntung­kan karena dapat tumbuh subur dengan kondisi cuaca di Indonesia. Pohon aren da­pat disadap niranya pada tanaman usia satu tahun. Jika ini dikembangkan se­cara besar-besaran, soal BBM Indonesia bisa seperti Timur Tengah.
Melihat potensi pohon aren yang begitu tinggi, jika satu batang pohon aren mampu menghasilkan 1,2 liter etanol per hari, maka untuk satu hektar lahan dengan jumlah tanaman 200 batang (dibuat minimal) paling tidak mam­pu menghasilkan sekitar 200 liter per hari. Dengan perhi­tungan ini maka setiap tahunnya diperkirakan da­pat menghasilkan sekitar Rp 480 juta. Namun demikian dari perhitungan secara umum produktivi­tas etanol dari pohon aren ini mencapai 40.000 liter per hektar per tahun. Namun produksi ini jauh lebih ting­gi jika dibanding tanaman lainnya seperti ubi kayu yang hanya mampu meng­hasilkan sekitar 2.000 hing­ga 7.000 liter per hektar per tahun, jagung 400 - 2.500 liter per hektar per tahun, tebu 3.000 - 8.500 per hektar per tahun, sorgum 1.500 - 5.000 per hektar per tahun dan lainnya.
Melihat produktivitas etanol yang lebih tinggi de­ngan harga yang terus me­lambung, Perhutani bisa be­ralih ke sana ji­ka dibandingkan pohon pinus, pohon aren lebih menguntungkan, sebab untuk pi­nus dalam satu tahun per hektarnya hanya mampu menghasilkan kurang dari Rp 10 juta.


Minggu, 13 Juli 2008

Biji Buah Nyamplung Bahan Baku Alternatif Minyak Tanah

Semakin menipisnya cadangan minyak dari bahan bakar fosil memang mengkhawatirkan banyak pihak.Paling tidak, naiknya harga minyak mentah dunia, USD145 per barel pada juli 2008, sebagai salah satu bukti. Demi menemukan sumber bahan bakar alternatif, seluruh negara di dunia mulai berlomba-lomba mengembangkannya. Salah satunya karya penelitian siswa SMAN 6 Yogyakarta Aditya Prabhaswara dan Fathur Rahman, yang tidak ada salahnya jika menjadi salah satu solusi.

Biji buah nyamplung yang sering dianggap tidak berguna, ternyata bisa dimanfaatkan sebagai sumber bahan baku alternatif minyak tanah. Pengolahannya pun sederhana. Ketahanan pembakarannya dua kali lipat lebih lama dibandingkan minyak tanah dari bahan bakar fosil.

"Kami mengamati bahwa buah nyamplung selama ini tidak pernah dimanfaatkan. Berdasarkan pengamatan fisik, buah nyamplung yang sudah tua dan jatuh dari pohon memiliki kandungan minyak," paparnya seperti dikutip dari Harian Sindo.

Dugaan itu semakin tampak jelas ketika buah nyamplung disulut api. Buah itu tidak segera habis, tapi dapat mempertahankan nyala api dalam waktu cukup lama. Hal itu kemungkinan karena ada kandungan minyak di dalam biji buah.

Fathur Rahman dan rekannya mulai melakukan penelitian tentang manfaat nyamplung tersebut sejak Agustus hingga Oktober 2007 di beberapa wilayah Yogyakarta. Beberapa peralatan yang mereka gunakan dalam penelitian itu, yakni kompor, palu, blender, kain,gelas ukur 200 ml, neraca 3 lengan, biji nyamplung 1,5 kilogram, air, alkohol 96%, alat pres, alat destilasi, serta penggorengan tanah liat dan kayu. Cara pengolahan dalam penelitian itu, yakni biji nyamplung dikeluarkan dari cangkangnya dengan bantuan palu,kemudian disangrai. Hal itu bisa juga dilakukan dengan bantuan oven.

Sebab, tujuannya hanya untuk menguapkan kandungan air dalam biji buah tersebut. Kemudian,biji buah didinginkan dan dihancurkan dengan blender khusus biji-bijian. Lalu, biji yang sudah hancur itu dipres menggunakan mesin pres dan diambil minyaknya. ’’Ini tahap pertama minyak bisa dihasilkan. Setelah itu, ampasnya masih bisa diolah lagi. Ampas yang terakhir bisa dibuat menjadi briket arang.Sebab,kami memang menginginkan zero waste,’’ papar Fathur. Ampas tersebut bisa dimanfaatkan kembali dengan dicampur alkohol 96%, kemudian dibungkus kain dan diperas kembali. Itu bisa menghasilkan minyak nyamplung dan alkohol 96%, kemudian dilakukan destilasi.

Untuk satu kali pengolahan, mereka bisa mendapatkan dua bagian minyak nyamplung, satu bagian alkohol 96% dan satu bagian ampas nyamplung. Fathur menyatakan, setelah itu dilakukanlah uji perbandingan daya bakar antara minyak biji nyamplung dengan minyak tanah. Minyak biji nyamplung itu bisa memiliki daya bahan bakar selama 11,8 menit, sedangkan minyak tanah 5,6 menit dengan takaran 1 mililiter (ml) minyak biji nyamplung dan minyak tanah. Itu menunjukkan bahwa minyak biji nyamplung memiliki daya bakar dua kali lebih lama dibandingkan minyak tanah.

Sementara itu, saat uji coba untuk mendidihkan air, ternyata minyak tanah yang dibutuhkan 0,9 ml, sedangkan minyak biji nyamplung hanya 0,4 ml. Namun, Fathur menjelaskan, kelemahan dari minyak biji nyamplung adalah kapilaritasnya yang tidak sebagus minyak tanah. Karena itulah dibutuhkan kompor yang lebih rendah dengan sumbu lebih pendek dibandingkan kompor biasa. Meski demikian, kualitas pembakaran dan nyala api tidak diragukan lagi kemampuannya.

"Untuk minyak nyamplung, desain kompornya harus lebih rendah.Kami juga sudah menyiapkan kompor,mesin pres,dan lain-lain," tandasnya. Karya Fathur Rahman dan rekannya ini memperoleh juara I dalam lomba karya tulis tingkat SMA 2007,Wisata Iptek dan Temu Pakar, yang diselenggarakan Kementerian Riset dan Teknologi.

Sabtu, 14 Juni 2008

MENGHEMAT MOTOR DENGAN AIR













































Temen-temen yang pengen bereksperimen untuk menghemat BBM motor/mobilnya, bisa coba trik berikut ini. Untuk alat ini telah di uji coba/dipasang di ratusan motor/mobil di Jogja.


  1. Sediakan botol plastik

  2. Kabel secukupnya

  3. Lampu 12V

  4. Logam sebagai elektroda

  5. Air murni/air hujan/air ac/aquades dll

  6. dioda brite 25A/35A

  7. KOH 10 gr/500cc air

Untuk prosentase hematnya tergantung pada kondisi mesin motor/mobil dan cara anda menyetir. Tapi telah dibuktilan bahwa rata-rata hematnya 30-70%, lumayan kan?


Selamat mencoba! Terus bereksperimen siapa tahu bisa 100% tanpa BBM


CATATAN :


HATI-HATI PADA SAAT MEMASANG ALAT INI, PASTIKAN DI SEKITAR ANDA TIDAK ADA API (JANGAN MEROKOK) GAS HIDROGEN YANG DIHASILKAN MUDAH MELEDAK BILA BOCOR.