Sabtu, 26 Maret 2011

SAATNYA MELEK

Saat ini mungkin kita boleh sedikit merenung, kenapa akhir-akhir ini negara barat sangat getol ingin berperang terutama AS dan sekutunya. Irak, Afghanistan, dan yang paling gres adalah Libya. Ternyata yang mereka inginkan hanyalah sumber energi, terutama minyak.
Demi kelangsungan stok energi mereka di masa yang akan datang tak segan menghalalkan segala cara lewat payung PBB, semuanya hanya karena faktor kepentingan dan minyak. Karena pada dasarnya perang itu akan muncul karena tiga faktor : agama, kepentingan, dan sumber energi.

Dari sinilah coba kita bekerja lebih keras lagi untuk mencari sumber energi lain selain minyak. Mungkin karena minyak menjadi salah satu sumber peperangan, polusi, komoditi politik dll. Kini saatnya lari untuk mencari sumber energi baru, yang tidak perlu membeli/murah sehingga bencana itu tidak terulang lagi di belahan dunia yang lain. Bukan tidak mungkin Indonesia adalah sasaran berikutnya.

Kamis, 10 Februari 2011

Daun Bayam Hasilkan Bahan Bakar Alternatif


Bayam tak hanya memberikan tenaga bagi tokoh Popeye si pelaut. Tumbuhan yang kerap disantap sebagai sayuran bergizi ini pun ternyata bisa menjadi bahan bakar ramah lingkungan.
Para peneliti telah lama mencoba meniru cara organisme berfotosintesis memanfaatkan cahaya matahari, memecah air menjadi oksigen dan hidrogen, dan selanjutnya bereaksi dengan karbondioksida untuk menghasilkan gula sebagai sumber energi.
Kini, tim ilmuwan yang dipimpin Hugh ONeill dari Department of Energys Oak Ridge National Laboratory di Tennessee, Amerika Serikat (AS) mengombinasikan protein cahaya dengan senyawa yang dikenal sebagai block copolymers dan platinum catalyst untuk menghasilkan membran yang menghasilkan hidrogen dari sinar matahari.
Dilansir New Scientist dan dikutip portalnewsINET, Kamis (10/2/2011), ONeill dan timnya mengekstraksi protein II (LHC-II) kompleks dari bayam dan menambahkannya ke cairan mengandung copolymers dan sodium hexachloroplatinate yang diubah menjadi bahan platinum berkat bantuan matahari.
Selanjutnya, protein tersebut berinteraksi dengan copolymers, membentuk dirinya sendiri menjadi lembaran-lembaran berlapis seperti membran yang secara alamiah ditemukan pada membran hasil fotosintesis.
Saat diteliti, membran ini rupanya memproduksi hidrogen. Ini diketahui setelah menembakkan sejumlah neutron pada sampel membran dan mengukur pembiasan radiasinya untuk mengetahui elemen apa saja yang dikandungnya, papar ONeill.
Disebutkan olehnya, molekul protein menyerap cahaya matahari dan melepaskan elektron sehingga memindahkannya ke molekul platinum terdekat. Platinum tersebut kemudian mengkatalisasi reduksi proton ke gas hidrogen yang siap digunakan sebagai bahan bakar.

Rabu, 28 Januari 2009

BAHAN BAKAR AIR LAUT


Suatu saat nanti, anda mungkin akan melihat banyak anjing laut yang mengelilingi stasiun pengisian bahan bakar. Itu karena bukan aroma bensin, melainkan justru aroma pantai yang lebih terasa di SPBU.

John Kanzius, 63 tahun, telah berhasil menciptakan alternatif bahan bakar dari air laut. Secara kebetulan, teknisi broadcast ini menemukan sesuatu yang menakjubkan. Pada kondisi yang tepat, air laut dapat menyala dengan temperatur yang luar biasa. Dengan sedikit modifikasi, tidak menutup kemungkinan di masa depan, ini dapat di jadikan sebagai alternatif bahan bakar untuk kendaraan bermotor.

Perjalanan Kanzius menjadi inspirasi yang mengejutkan bermula ketika dia di diagnosis menderita leukimia pada tahun 2003. Dihadapkan dengan treatment kemoterapi yang melelahkan, dia memilih mencoba untuk menemukan alternatif yang lebih baik dalam menghancurkan sel-sel kanker. Kemudian di muncul dengan alat Radio Frequency Generator (RFG), sebuah mesin yang menghasilkan gelombang radio dan memancarkannya ke suatu area tertentu. Kanzius menggunakan RFG untuk memanaskan pertikel metal kecil yang dimasukkan ke dalam tumor, menghancurkan sel tumor tanpa merusak sel yang normal.

Tetapi, apa hubungannya antara kanker dengan bahan bakar air laut?

Selama percobaannya dengan RFG, dia menemukan bahwa RFG dapat menyebabkan air yang berada di sekitar test tube mengembun. Jika RFG dapat menyebabkan air mengembun, seharusnya ini dapat juga untuk memisahkan garam dari air laut. Mungkin, ini dapat digunakan untuk men-desalinitasi air laut. Sebuah peribahasa tua tentang laut, "air, air dimana-mana, dan tidak satu tetespun dapat diminum".

Beberapa negara mengalami kekeringan dan sebagian besar rakyatnya menderita kehausan, padahal 70% bumi adalah samudera yang notabene adalah air. Suatu metode yang efektif untuk menghilangkan garam dari air laut dapat menyelamatkan tak terhitung nyawa. Maka tidaklah heran jika Kanzius mencoba alat RFG-nya untuk tujuan desalinitasi air laut.

Pada test pertamanya, dia melihat efek samping yang mengejutkan. Ketika dia arahkan RFG-nya pada tabung yang berisi air laut, air itupun seperti mendidih. Kanzius lalu melakukan test kembali. Saat ini dengan kertas tisue yang terbakar dan menyentuhkannya ke dalam air laut yang sedang di tembak oleh RFG. Dia sangat terkejut, air laut dalam tabung terbakar dan tetap menyala sementara RFG dinyalakan.

Awalnya berita tentang eksperiment ini dianggap suatu kebohongan, tapi setelah para ahli kimia dari Penn State University melakukan percobaan ini, ternyata hal ini memang benar. RFG dapat membakar air laut. Nyala api dapat mencapai 3000 derajat Fanrenheit dan terbakar selama RFG dinyalakan.

Lalu bagaimanakah air laut dapat terbakar? Dan kenapa jika puntung rokok di lemparkan ke dalam laut tidak menyebabkan bumi meledak?

Ini semua berhubungan dengan hidrogen. Dalam keadaan normal, air laut mempunyai komposisi Natrium Klorida (garam) dan Hidrogen, oksigen (air) yang stabil. Gelombang radio dari RFG milik Kanzius mengacaukan kestabilan itu, memutuskan ikatan kimia yang terdapat dalam air laut. Hal ini melepaskan molekul hidrogen yang mudah menguap, dan panas yang keluar dari RFG memicu dan membakarnya dengan cepat.

Jadi akankah di masa depan nanti mobil atau motor memakai air laut daripada bensin?

Kalau teknologi ini benar-benar bisa terealisasi, dunia sudah tidak perlu khawatir lagi dengan krisis energi.

Bravo ilmu pengetahuan..!!!

sumber: http://auto.howstuffworks.com/

Rabu, 31 Desember 2008

BATERAI SINGKONG

Seorang anak bernama Innocencio Kresna Pratama (dipanggil Inno) mengantarkan kota Bandar Lampung menjadi yang terbaik di ajang "Kompetensi dan Kreativitas Siswa SD Dan Madrasah Ibtidaiah (MI) se provinsi Lampung" tanggal 6-7 November kemarin. Apa yang dibuat Inno? Bocah kelas 6 SD TUnas Mekar Indonesia ini berhasil membuat para juri terpana dengan karyanya yang bertajuk "Baterai Singkong, Upaya menemukan Energi Alternatif" serta mengantarkannya mewakili provinsi Bandar Lampung pada event yang sama tingkat nasional (27 November mendatang).

 

Modalnya, menurut Inno, sangat mudah didapat dan murah pula; satu batang singkong kecil yang dipotong menjadi empat bagian.  Inno menancapkan pelat dan tembaga seng yang kemudian disambung dengan kabel kecil ke kalkulator dan jam digital. Hasilnya? Kedua benda itu menyala dan tetap akurat!

 

Menurut Inno, singkong dapat menghasilkan listrik karena mengandung cairan elektrolit untuk menghasilkan listrik."Untuk itu teknologi sederhana ini saya namakan Baterai Singkong", ujar anak dari pasangandrg. Edy Suwanto dan drg. Lucia Dwi Handayani.

 

Apa yang mendorong calon ilmuwan cilik kelahiran 8 Maret 1996 ini? Dia mengaku terinsipirasi karena rajin membaca, ditambah lagi sudah memulai penelitian kecil di sekolah seperti mulai cara menanam, mengamati pertumbuhan tanaman, dan lain-lain.

 

Ketertarikannya menjadi semakin menjadi-jadi setelah membaca di internet dan berbagai macam buku kalau apel dan jeruk dapat pula menghasilkan listrik. "Mulai dari situlah aku tertarik melanjutkan penemuan ini. Aku menduga buah lain, bahkan umbi2an juga dapat menghasilkan listrik" kata dia.

 

Di sekolah Inno mengadakan percobaan di sekolah seperti menguji buah mangga yang didapati juga menghasilkan listrik. Ia beralih ke umbi2an; singkong,ubi,dan kentang tak luput untuk dijadikan obyek pengujian.Inno mengklaim baterai singkong dapat bertahan berhari-hari tanpa henti seperti baterai konvensional, malahan dapat dipakai berkali-kali dengan menancapkan pelat tembaga di bagian sisi yang belum digunakan.

Otaknya yang kreatif terus seakan tak pernah berhenti yang terbukti dari pengakuannya untuk melanjutkan penelitian menjadikan singkong batu baterai kering.

 

Meskipun begitu, anak ini tetap rendah hati dan mengharapkan doa dari orang-orang terdekatnya berharap untuk kembali menjadi yang terbaik di ajang nasional kelak.

Sambil meneguk air putihnya, Linuz menguap dan bergumam asal,"Huahh harus cepet dipatenin nih singkong ajaib"

 

Sumber: http://www.lampungpost.com/cetak/berita.php?id=2007111001191658

 

Jumat, 01 Agustus 2008

NIRA POHON AREN PENGHASIL ETANOL

NIRA pohon aren (Arenga pinnata) yang selama ­ini hanya dikenal untuk bahan baku gula, atau hanya buahnya (kolang kaling) untuk bahan cam­puran es buah maupun ma­kanan ringan lainnya, ter­nyata mengandung etanol yang cukup tinggi. Bahkan nira pohon aren ini dapat menghasilkan 1,2 liter eta­nol per pohon per hari. Kandungan etanol ini jauh lebih tinggi jika dibanding jenis tanaman lainnya.
Sebagai pengganti bahan bakar minyak (BBM), eta­nol dari nira pohon aren ini dinilai sangat menguntung­kan karena dapat tumbuh subur dengan kondisi cuaca di Indonesia. Pohon aren da­pat disadap niranya pada tanaman usia satu tahun. Jika ini dikembangkan se­cara besar-besaran, soal BBM Indonesia bisa seperti Timur Tengah.
Melihat potensi pohon aren yang begitu tinggi, jika satu batang pohon aren mampu menghasilkan 1,2 liter etanol per hari, maka untuk satu hektar lahan dengan jumlah tanaman 200 batang (dibuat minimal) paling tidak mam­pu menghasilkan sekitar 200 liter per hari. Dengan perhi­tungan ini maka setiap tahunnya diperkirakan da­pat menghasilkan sekitar Rp 480 juta. Namun demikian dari perhitungan secara umum produktivi­tas etanol dari pohon aren ini mencapai 40.000 liter per hektar per tahun. Namun produksi ini jauh lebih ting­gi jika dibanding tanaman lainnya seperti ubi kayu yang hanya mampu meng­hasilkan sekitar 2.000 hing­ga 7.000 liter per hektar per tahun, jagung 400 - 2.500 liter per hektar per tahun, tebu 3.000 - 8.500 per hektar per tahun, sorgum 1.500 - 5.000 per hektar per tahun dan lainnya.
Melihat produktivitas etanol yang lebih tinggi de­ngan harga yang terus me­lambung, Perhutani bisa be­ralih ke sana ji­ka dibandingkan pohon pinus, pohon aren lebih menguntungkan, sebab untuk pi­nus dalam satu tahun per hektarnya hanya mampu menghasilkan kurang dari Rp 10 juta.


Minggu, 13 Juli 2008

Biji Buah Nyamplung Bahan Baku Alternatif Minyak Tanah

Semakin menipisnya cadangan minyak dari bahan bakar fosil memang mengkhawatirkan banyak pihak.Paling tidak, naiknya harga minyak mentah dunia, USD145 per barel pada juli 2008, sebagai salah satu bukti. Demi menemukan sumber bahan bakar alternatif, seluruh negara di dunia mulai berlomba-lomba mengembangkannya. Salah satunya karya penelitian siswa SMAN 6 Yogyakarta Aditya Prabhaswara dan Fathur Rahman, yang tidak ada salahnya jika menjadi salah satu solusi.

Biji buah nyamplung yang sering dianggap tidak berguna, ternyata bisa dimanfaatkan sebagai sumber bahan baku alternatif minyak tanah. Pengolahannya pun sederhana. Ketahanan pembakarannya dua kali lipat lebih lama dibandingkan minyak tanah dari bahan bakar fosil.

"Kami mengamati bahwa buah nyamplung selama ini tidak pernah dimanfaatkan. Berdasarkan pengamatan fisik, buah nyamplung yang sudah tua dan jatuh dari pohon memiliki kandungan minyak," paparnya seperti dikutip dari Harian Sindo.

Dugaan itu semakin tampak jelas ketika buah nyamplung disulut api. Buah itu tidak segera habis, tapi dapat mempertahankan nyala api dalam waktu cukup lama. Hal itu kemungkinan karena ada kandungan minyak di dalam biji buah.

Fathur Rahman dan rekannya mulai melakukan penelitian tentang manfaat nyamplung tersebut sejak Agustus hingga Oktober 2007 di beberapa wilayah Yogyakarta. Beberapa peralatan yang mereka gunakan dalam penelitian itu, yakni kompor, palu, blender, kain,gelas ukur 200 ml, neraca 3 lengan, biji nyamplung 1,5 kilogram, air, alkohol 96%, alat pres, alat destilasi, serta penggorengan tanah liat dan kayu. Cara pengolahan dalam penelitian itu, yakni biji nyamplung dikeluarkan dari cangkangnya dengan bantuan palu,kemudian disangrai. Hal itu bisa juga dilakukan dengan bantuan oven.

Sebab, tujuannya hanya untuk menguapkan kandungan air dalam biji buah tersebut. Kemudian,biji buah didinginkan dan dihancurkan dengan blender khusus biji-bijian. Lalu, biji yang sudah hancur itu dipres menggunakan mesin pres dan diambil minyaknya. ’’Ini tahap pertama minyak bisa dihasilkan. Setelah itu, ampasnya masih bisa diolah lagi. Ampas yang terakhir bisa dibuat menjadi briket arang.Sebab,kami memang menginginkan zero waste,’’ papar Fathur. Ampas tersebut bisa dimanfaatkan kembali dengan dicampur alkohol 96%, kemudian dibungkus kain dan diperas kembali. Itu bisa menghasilkan minyak nyamplung dan alkohol 96%, kemudian dilakukan destilasi.

Untuk satu kali pengolahan, mereka bisa mendapatkan dua bagian minyak nyamplung, satu bagian alkohol 96% dan satu bagian ampas nyamplung. Fathur menyatakan, setelah itu dilakukanlah uji perbandingan daya bakar antara minyak biji nyamplung dengan minyak tanah. Minyak biji nyamplung itu bisa memiliki daya bahan bakar selama 11,8 menit, sedangkan minyak tanah 5,6 menit dengan takaran 1 mililiter (ml) minyak biji nyamplung dan minyak tanah. Itu menunjukkan bahwa minyak biji nyamplung memiliki daya bakar dua kali lebih lama dibandingkan minyak tanah.

Sementara itu, saat uji coba untuk mendidihkan air, ternyata minyak tanah yang dibutuhkan 0,9 ml, sedangkan minyak biji nyamplung hanya 0,4 ml. Namun, Fathur menjelaskan, kelemahan dari minyak biji nyamplung adalah kapilaritasnya yang tidak sebagus minyak tanah. Karena itulah dibutuhkan kompor yang lebih rendah dengan sumbu lebih pendek dibandingkan kompor biasa. Meski demikian, kualitas pembakaran dan nyala api tidak diragukan lagi kemampuannya.

"Untuk minyak nyamplung, desain kompornya harus lebih rendah.Kami juga sudah menyiapkan kompor,mesin pres,dan lain-lain," tandasnya. Karya Fathur Rahman dan rekannya ini memperoleh juara I dalam lomba karya tulis tingkat SMA 2007,Wisata Iptek dan Temu Pakar, yang diselenggarakan Kementerian Riset dan Teknologi.

Sabtu, 14 Juni 2008

MENGHEMAT MOTOR DENGAN AIR













































Temen-temen yang pengen bereksperimen untuk menghemat BBM motor/mobilnya, bisa coba trik berikut ini. Untuk alat ini telah di uji coba/dipasang di ratusan motor/mobil di Jogja.


  1. Sediakan botol plastik

  2. Kabel secukupnya

  3. Lampu 12V

  4. Logam sebagai elektroda

  5. Air murni/air hujan/air ac/aquades dll

  6. dioda brite 25A/35A

  7. KOH 10 gr/500cc air

Untuk prosentase hematnya tergantung pada kondisi mesin motor/mobil dan cara anda menyetir. Tapi telah dibuktilan bahwa rata-rata hematnya 30-70%, lumayan kan?


Selamat mencoba! Terus bereksperimen siapa tahu bisa 100% tanpa BBM


CATATAN :


HATI-HATI PADA SAAT MEMASANG ALAT INI, PASTIKAN DI SEKITAR ANDA TIDAK ADA API (JANGAN MEROKOK) GAS HIDROGEN YANG DIHASILKAN MUDAH MELEDAK BILA BOCOR.